Agama Taoisme
Makalah ini Disusun untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Agama-Agama Dunia
Dosen
Pembimbing:
Ibu. Siti
Nadroh M.A
Oleh:
Jauharatu
Nabilah
11140340000200
Tetty Agustini
Jurusan
Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1437
H/ 2016 M
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama Tao” ini dengan
lancar.Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing matakuliah Agama-Agama Dunia.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
materi-materi yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan
Agama Tao. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah
Agama-Agama Dunia atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Agama Tao khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
A.
Pendahuluan
Agama-agama China yang populer di
dunia adalah Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme. Tiga ajaran ini saling
melengkapi antara satu dengan lainnya, dan telah dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari orang China. Jika Konfusianisme lebih menekankan nilai-nilai
etika kehidupan, Buddhisme lebih menekankan mengenai kehidupan setelah mati,
maka Taoisme lebih menekankan keserasian hubungan antara manusia dengan alam.
Kata Tao sendiri diterjemahkan
sebagai “jalan” atau “jalur” sedangkan kasarnya berarti “alam” atau “hukum
alam”.
Berdasarkan sumber-sumber tertulis, bahwa tradisi tentang Taoisme yang
berkembang saat ini di China maupun di luar China, dimulai dengan tokoh Lao-zi,
karena sumber dari ajaran Tao tersebut berasal dari Lao-tse, dengan kitabnya
yang cukup terkenal yakni Tao-te Ching (Jalan dan Kekuatan Klasik)
Kajian tentang Taoisme dalam ranah agama-agama menjadi topik yang
cukup menarik, mengingat sejarah perjalanan Taoisme yang pernah kita baca penuh
dengan pesan-pesan kebajikan dan tuntunan hidup bagi ummat manusia. Memahami
Taoisme sebagai sebuah jalan keutuhan, keseimbangan, dan keserasian.
Sebagaimana agama-agama lain, Taoisme turut serta dalam memberikan sumbangan
pemikiran tentang harmonisasi alam semesta dengan tetap mengedepankan
prinsip-prinsip keseimbangan alam guna mencapai kedamaian dunia. Itulah
sebabnya, Taoisme lebih bersifat filosofis ketimbang agamis, karena memang
Taoisme merupakan jalan untuk menciptakan dan mengarahkan perubahan, bukan sebaliknya
menentang dan meresistensi perubahan itu sendiri.
Taoisme
dianggap jalan hidup yang diyakini mampu menciptakan kesadaran universal bagi
ummat manusia. Sejarah telah mencacat, bahwa pemikiran tentang Taoisme erat
kaitannya dengan mutiara-mutiara hikmah yang dapat kita petik sebagai pelajaran
yang mencerahkan dalam lapisan-lapisan primordial pemikiran manusia. Kita
menghendaki adanya suatu kebajikan yang mampu mengubah situasi sulit menjadi
lebih mudah, dan karena itu dibutuhkan jalan kesederhanan guna menumbuhkan
kesadaran imajiner dalam pikiran manusia itu sendiri. Tao layak dipelajari dan
dikaji secara lebih mendalam, mengingat di dalamnya terbingkas pesan spiritual
yang mengandung nilai-nilai filosofis bagi terciptanya kedamaian dunia.
B.
Mengenal
Ajaran Taoisme
Taoisme (Tionghoa: 道教 atau 道家 ) juga dikenal dengan Daoisme,
diprakarsai oleh Laozi (老子: pinyin:Lǎozǐ) sejak akhir Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM
atau abad ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaran Laozi yang berdasarkan
Daode Jing (道德經,piyin:Dàodé Jīng). Pengikut Laozi yang terkenal adalah Zhuangzi (莊子) yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi.
Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah
berumur rubuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa
Konfusiusme. Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk
Taoisme yang lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3
abad SM. Selain aliran filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat
yang mulai berkembang 2 abad setelah perkembangan filsafat Taoisme.
Taoisme juga sering disebut dengan
Tao.Tao adalah kekuatan utama didalam alam semesta yang terdapat pada semua
benda, terdapat didalam inti segala benda di surga dan di bumi, kekal abadi dan
tidak dapat berubah. Nama Tao itu diambil dari huruf Cina yang artinya jalan.
Berdasarkan sumber-sumber tertulis umumnya agama Tao diyakini berasal dari
Kaisar Kuning (Wang-di).
C. Pendiri Taoisme
Pendiri Taoisme ialah seorang ahli pikir Tiongkok terkenal dengan
nama “Lao Tse” (guru tua) yang diperkirakan lahir tahun 600 SM bertepatan
dengaqn tahun ke 3 dari raja King Ting dari dinasti Kau. Ia
menjabat Pengawas Urusan Arsip pada Perpustakaan Kerajaan (Imperial Library).
Lao Tse dengan ketekunannya mempelajari buku-buku kuno dan kemudian membentuk
pendapatnya sendiri tentang agama dan filsafat yang pada masa kemudian sangat
menarik perhatian orang-orang yang mempelajarinya. Ketika berumur 90 tahun ia
memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai arsip kerajaan untuk
kemudian melakukan pengembaraan ke seluruh negara guna menghindari tindakan
raja yang ia anggap dzalim dan kejam.
D.
Sejarah Perkembangan Agama Tao
Agama
Tao didasarkan atas ajaran Lao Tse (604-517 SM). Lao Tse lebih tua 50 tahun
dari Kung Fu Tze (551-497 SM). Ia menjabat sebagai pengawas arsip pada
perpustakaan kerajaan (Imperial Library). Diceritakan bahwa Kung Fu Tza yang
berusia kurang lebih 30 tahun sangat ingin bertemu dengan Lao Tze yang sudah
berusia lebih dari 80 tahun, karena ajaran Lao Tze dirasa sangat aneh oleh Kung
Fu Tze. Pada suatu hari ia pun mendapat undangan untuk hadir di perpustakaan
kerajaan di ibu kota Loyang guna mengadakan studi terhadap naskah-naskah megenai
musik kuno dari bangsa Tionghoa. Ia pun menyampaikan keinginannya untuk
berjumpa dengan Lao Tze.
Umumnya
Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Wang Di), dikembangkan oleh Lao
Zi dan terorganisasi menjadi sebuah institusi Keagamaan (Agama Tao) yang
lengkap oleh Zhang Tao Ling. Agama Tao selain telah berjasa dalam menjaga
keharmonisan hidup bermasyarakat di Tiongkok selama beribu-ribu tahun. Juga
telah memberikan banyak sumbangan terhadap kemajuan sastra, budaya, ilmu
astronomi, ilmu pengobatan, filsafat dan cara berpikir masyarakat Tionghoa
dimanapun mereka berada.
Perkembangan
selanjutnya ajaran Lao Tse terletak ditangan murid-muridnya, yang terkenal
diantaranya bernama Chuang Tse. Filosof Lao Tse meninggalkan sebuah kitab kecil
Tao Te Ching yang berisi 5000 perkataan Tionghoa, yang kemudian dikomentari
oleh Chuang Tse menjadi 52 buah buku tebal (yang masih ada tinggal 33 buku
saja). Buku Chuang Tse tersebut menjadi popular di negeri Tiongkok dan banyak
dikagumi orang di sana. Akan tetapi sayang tulisan-tulisan Chuang Tse tersebut
tidak menggambarkan ajaran Lao Tse yang murni, oleh karena di sana-sini penuh
dengan pandangannya sendiri yang menyimpang dari ajaran gurunya. Setelah Chuang
Tse meninggal, maka banyak penulis yang melanjutkan ajaran Taoisme dalam bentuk
keagamaan. Kemudian setelah Taoisme dipandang sebagai agama, maka faham ini
mengalami penurunan karena dimasukkannya magic, takhayul, pendewaan terhadap
kekuatan alam. Bahkan Lao Tse sendiri diperdewakan orang. Ketika Budhisme masuk
Tiongkok, Taoisme meminjam dari padanya faham “Reinkarnasi” (penitisan roh
kembali) sehingga Lao Tse dianggap sebagai titisan dewa Budha. Setelah itu
didirikan banyak kuil diseluruh Tiogkok, diciptakan juga upacar-upacara dan
kurban-kurban dqan sebagainya untuk memuja Lao Tse dan roh-roh halus.
E.
Kitab Suci
Ajaran Taoisme
Tao Te
Ching merupakan kitab suci di dalam agama Tao, terpandang kitab suci tertipis
di antara seluruh kitab suci berbagai agama di dunia. Terdiri atas 81 buah
sajak-sajak singkat, disertai prosa-prosa singkat. Terdiri dari 25 halaman yang
kemudian diberi komentar oleh pelbagai ahli filsafat sehingga menjadi kitab
yang sangat tebal. Sekalipun Tao Te Ching itu tipis tetapi isinya mencakup
hamper keseluruhan aspek kehidupan. Sekalipun kata yang digunakan sederhana
akan tetapi kandungan maknanya berisikan banyak paradoks. Kitab tipi situ
betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun untuk memahamkan pengertiannya
yang lebih dalam.
Kitab
ini ditulis oleh Lao Tse pada abad 6 SM. Sangat sulit bagi orang awam untuk
memahami kitab tersebut karena sangat puitis dan disampaikan secara lugas. Isi
terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei merupakan
perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-pedoman dan
etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh “jalan” untuk
menjadi orang yang bijaksana. Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa
ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan,
kesederhanaan, dan kebebasan.
Kitab
tersebut menyimpan suatu pengertian yang ajaib (misterius) yaitu yang tersirat
dalam kata “TAO”. Kata ini menyulitkan banyak sarjana untuk mengartikannya.
Ajaran Taoisme cenderung membawa tradisi Tiongkok kono ke dalam bentuk
keagamaan dan filsafat. Dengan demikian Lao Tse menjadikan Taoisma menjadi
faham yang dapat mengimbangi paham Kungfusianisme yang terkenal sebagai paham
kuno dan yang berusaha mempertahankan tradisi Tiongkok dalam bnentuk baru, tapi
berada pada jalan yang sama dengan yang dilalui Taoisme.
Di
samping kitab Tao Te Ching terdapat kitab-kitab lain yang dianggap oleh para
ahli sebagai karya kedua terbesar dari filsafat Taoisme, yaitu kitab Chuang-Tzu
yang berisi tentang pemikiran guru Zhuang dan murid-muridnya dan kitab Leizi
yang berisi kumpulan-kumpulan cerita dan hiburan dalam filsafat.
F. Ajaran dan Praktek Ibadah Taoisme
Taoisme
memiliki empat ajaran yaitu:
a)
Dao
Dao
adalah inti dari ajaran Taoisme, yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat,
tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda
yang ada di alam semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan
kebendaan lainnya adalah De. Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme
yang merupakan landasan kealamian. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang
mencapai kesadaran Dao, dan orang tersebut akan menjadi dewa. Penganut-penganut
Taoisme mempraktekkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan menjadi seorang
dewa.
b)
Yin dan
Yang
Dao
melahirkan sesuatu, yang disebut dengan Yin (Positif) dan Yang (Negatif), Yin
dan Yang saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan
tersebut bersumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di alam semesta
yang berupa benda hidup ataupun benda mati mengandung Yin dan Yang yang saling
melengkapi untuk mencapai keseimbangan.
c)
Pandangan
Tentang Manusia
Manusia
yang sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia akan
mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita. Karena itu,
seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan
diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk
tidak menonjolkan dirinya. Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa
seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai
ketentraman batin. Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap
harta tersebut.
d)
Etika
Dalam
menjalani kehidupan yang ada, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah
tanpa adanya proses ikut campur. Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu
kebajikan dasar yang memicu munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun
manusia dalam kehidupannya, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal
diri. Kelemah-lembutan merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan
dan kekakuan adalah teman dari kematian. Rendah hati adalah sikap mampu
membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja. Di dalam kitab Daode Ching
dikatakan, “Tidak ada kutuk yang lebih besar daripada merasa kurang puas. Tidak
ada dosa yang lebih besar daripada selalu ingin memiliki. Kemudian menyangkal
diri adalah sikap menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman
dari alam semesta kepada manusia. Oleh karena itu, manusia yang bijaksana dan
menginginkan hidup tenang dan tenteram akan mempercayakan seluruh hidupnya
kepada Dao atau alam semesta.
G. Keberadaan Agama Tao Di Indonesia
Keberadaan Agama Tao di Indonesia sudah sejak lama, bersamaan dengan
datangnya orang-orang Tionghoa ke Nusantara dalam rangka mencari kehidupan.
Dengan demikian, secara tidak langsung, telah membawa adat istiadat yang
melekat dalam diri dan keyakinan serta keper-cayaan (agama). Selanjutnya, untuk
melaksanakan ritual keagamaan dibangunlah tempat-tempat periba-datan Agama Tao
di mana mereka berada. Sampai saat ini dapat kita lihat tempat-tempat
peribadatan Agama Tao yang tersebar, mulai dari Aceh (Nangroe Aceh Darussalam)
sampai dengan Papua (Irian), yang saat ini orang mengenalnya dengan sebutan
Klen-teng. Dengan demikian, maka dapat disim-pulkan, bahwa umat Agama Tao sejak
dahulu hingga saat ini tetap eksis keberadaannya di Tanah Air Indonesia
tercinta ini. Sejak adanya perubahan politik di Negara Indonesia pada tahun
1965, dan dikeluarkannya Inpres No. 14 tahun 1967 tentang “Agama, Keper-cayaan,
dan Adat Istiadat”, sejak saat itulah per-kembangan Agama Tao di Indonesia
seolah-olah tidak ada, dan umat Agama Tao sepertinya dipak-sakan untuk menjadi
umat agama lain. Dan sebut-an tempat ibadahnya pun telah diubah namanya dengan
tidak menyebutnya sebagai Klenteng (Tao Kuan). Namun, walau keberadaan Agama
Tao secara resmi tidak diakui, tetapi dalam kehidupan sehari-hari umat Agama
Tao di Indonesia tetap melak-sanakan ritual peribadatan sebagaimana ajaran
Agama Tao yang diyakininya, meskipun terlihat di luarnya seolah-olah ajaran
dari agama lain.
Oleh karena keberadaan umat Agama Tao di Indonesia tetap ada, maka pada
tahun 1974 di Medan dibentuk organisasi keagamaan Tao, yang waktu itu diketuai
oleh Taosu Kusumo sekaligus merangkap sebagai pengurus dan anggota.
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata banyak dukungan, baik dari kalangan
umat agama Tao sendiri (yang dalam hal ini seolah-olah menga-ku umat agama
lain), maupun komunitas dari umat beragama lainnya yang hidup dan berkem-bang
di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Akibat banyaknya dukungan terhadap Agama Tao di Indonesia, maka umat dan
simpatisan Tao mendeklarasikan suatu organisasi Kesamaan Keagamaan pada tanggal
27 Februari 1992 di Jakarta, dengan nama Majelis Taoisme Indonesia (MTI). Sejak
perubahan politik pada tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi di segala
bidang secara signifikan. Hal ini pula berdampak pada umat Agama Tao dan MTI,
ditambah dengan dikeluarkannya Keppres No. 6 tahun 2000 tentang “Pencabutan
Instruksi Presiden Nomor 14 tahun 1967 tentang “Agama, Kepercayaan dan Adat
Istiadat China”. Selain dari pada itu, diperkuat dengan Undang-undang No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Selain itu, Negara pun menjamin kemerde-kaan setiap orang memeluk agama dan
keper-cayaannya itu (UU No. 39 tahun 1999, ayat 2 Pasal 22). Setiap wagra
negara atau kelompok masya-rakat berhak mendirikan partai politik, lembaga
swadaya masyarakat atau organisasi lainnya, untuk berperan serta dalam
menjalankan peme-rintahan dan penyelenggaraan negara sejalan dengan tuntutan
perlindungan, penegakkan, dan pemajuan hak asasi manusia sesuai dengan
keten-tuan peraturan perundang-undangan (UU No. 39 tahun 1999, ayat 2 Pasal
24).
Sekalipun diperkuat dalam perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang
ada di negara ini, antara lain : UUD 1945 pasal 29 ayat 2, Inpres No. 1 thn
1965, SKB Menag dan Mendagri No. 1 thn 1979, Instruksi Menag No. 3 thn 1981, UU
No. 8 thn 1983, UU No. 10 thn 1992, UU No. 39 thn 1999 tentang Hak Asasi
manusia, UU No. 23 thn 2006, UU No. 12 thn 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, dan UU No. 40 thn 2008 tentang Diskriminasi Etnis, serta UU
lainnya.
Untuk keberadaan Agama Tao di bebe-rapa negara tetangga pun, Menteri Agama
RI telah mengutus jajarannya ke negara asal Agama Tao. Dan mereka secara jelas
telah menerima penjelasan, serta melihat langsung tempat peribadatannya. Namun,
hingga saat ini, keberadaan umat Agama Tao belum mendapat respon dari
peme-rintah. Seolah, pemerintah benar-benar tutup mata terhadap Agama Tao.
Terbukti, umat Tao masih tetap menggunakan agama lain dalam kartu identitasnya
(KTP). Sesungguhnya, pihak MTI telah beberapa kali melayangkan surat ke
Departemen Agama RI, dan selalu mendapat jawaban sama, yakni pemerintah belum
dapat memberi jawaban. Bila dikatakan, pihak pemerintah tidak mengakui
keberadaan Agama Tao di Indonesia, merekapun keberatan. Untuk menyatakan “ya”
juga keberatan. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa di negeri ini telah
terjadi diskriminasi terhadap masyarakat dan rakyatnya, terutama di bidang
kepercayaan dan agama. Padahal telah sama-sama diketahui, bahwa warga negara
dari suku bangsa China, di Indonesia jumlahnya termasuk terbesar ketiga,
setelah Jawa dan Sunda. Perlu diketahui, umat Agama Tao melalui MTI telah
banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial, mulai dari pembagian sembako,
sunatan massal hingga pemberian santunan kepada masyarakat tidak mampu. Selain
itu, MTI pun telah turut serta menso-sialisasikan buku Undang Undang Dasar 1945
dengan menerbitkan buku UUD 1945 berbahasa Mandarin.
H. Aliran-Aliran Taoisme
Sebuah
kuil Taoisme yang berarsitektur Cina di Cho Lon, Ho Chi Minh, Vietnam
Perkembangan Taoisme selama 2000 tahun ini, telah berkembang menjadi beberapa
aliran Taoisme. Secara umum ada dua aliran besar Taoisme.Pertama adalah aliran
Zhengyi dan aliran Quanzhen.Dikenal juga dengan aliran Fulu dan Danding pai.
1. Aliran Zhengzi jiaozhu
Pertama,
semua keturuan Zhang Daoling menjadi pemimpin sejak tianshi ke 38 Zhang Yucai
menjadi “Zhengyi jiaozhu”, jabatan ini dilanjutkan oleh keturunan tianshi.
Walau penganugrahan gelar sebagai tianshi ini dihapuskan pada masa dinasti Ming
dan Qing, nama Zhengyi jiaozhu juga bukan anugrah dari kaisar, tapi bagi
umat-umatnya adalah hal yang wajar untuk tetap menjadikan keturunan Zhang Daoling
sebagai pemimpin mereka.
Kedua,
dari segi organisasi, karena terjadinya penggabungan itu asalnya dari berbagai
sekte fulu baik yang lama maupun yang baru.Termasuk sekte Longhu, Maoshan,
Gezao, Taiyi, Jingming, juga sekte Shenxiao, Qingwei, Donghua, Tianxin dan
berbagai sekte kecil lainnya.Organisasinya lebih kendor.Setelah menjadi sekte
besar, yang asalnya sekte kecil atau karena kurangnya pewaris kemudian melebur
dalam sekte besar, pewarisan di sekte-sekte kecil tetap seperti dahulu, tapi
menjadikan Tianshi sebagai yang utama.Misalnya sekte Longhu, Jingming, Qingwei
dan lain-lain, hingga saat ini pewarisannya tidak terputus.
Ketiga,
Kitab yang dihormati dan dijunjung bersama adalah kitab “Zhengyi jing”, dengan
ilmu utama adalah talisman, menjapa mantra,qirang zaijiao.
Keempat,
Daoshi ( pendeta Tao ) boleh tidak tinggal di biara, boleh menikah dan memiliki
keturunan, mereka ini disebut “huoju daoshi”. Lingkup biaranya dibandingkan
biara Quanzhen itu lebih kecil, sila dan aturannya juga tidak ketat.
Dari
dua aliran itu kemudian ada sekte-sektenya. Antara lain adalah
1. Wudoumi
Dao
2. Qingshui
Dao
3. Tianxin
Pai
4. Fulu
Pai
5. Qingwei
Pai
6. Lijia
Dao
7. Shangqing
Pai
8. Zhongxuanxie
Pai
9. Jingming
Dao
10. Taiyi
Jiao
11. Xuan
Jiao
12. Wudang
Pai
13. Zhong
Pai
14. Xi
Pai
15. Danding
Pai atau Jindan Daojiao)
I.
Kesimpulan
Kata
Tao sendiri diterjemahkan sebagai “jalan” atau”jalur sedangkan secara kasarnya
Taoberarti “Alam” atau “ Hukum Alam”.
Berdasarkan sumber-sumber tertulis, bahwa tradisi tentang Taoisme yang
berkembang saat ini di China maupun diluar China, dimulai dengan tokoh Lao-zi,
karena sumber dari ajaran Tao tersebut berasal dari Lao-tse, dengan kitabnya
yang cukup terkenal adalah Tao-te Ching (jalan dan kekuatan klasik).Menurut
tradisi orang China law-tse Ching hidup sejaman dengan kongHu-cu pada abad ke-
6 SM. Masalah ini membuat suatu sengketa pendapat tajam mengenai waktu bahkan
menyangkut adanya Lao- tse sendiri. Namun, tahun 320 SM merupakan perkiraan
yang pantas dalam waktu 80 tahun dari waktu sesungguhnya.
Ada
yang melihat Tao sebagai filsafat dan ada yang melihat Tao sebagai Agama.Di
China Tao yang dianggap sebagai filsafat disebut Tao- Chia, sedangkan Tao yang
di anggap agama disebut Tao Chiao. Chia artinya filsafat dan Chiao artinya
agama, seperti Islan Chiao ,ialah sebutan agama Islam diChina.
Kitab
agama Tao adalah kitab Tao te Ching, Chuang tzu atau kitab Zhuangzu dan kitab
Huananzi. Sedangkan aliran dalam Agama Tao terdiri dari dua Aliran besar yaitu
Zhengzi dan Quanzhen.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin. Menguak Misteri Ajaran
Agama-Agama Besar. Jakarta: PT Golden Tarayon Press.2001.
Creel, H.G.. Alam
Pikiran Cina. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. 1989.
Keene, Michael. Agama-Agama
Dunia. Yogyakarta: Kanisius. 2006.
Souyb, Joe Soef. Agama-Agama
Besar Di Dunia. Jakarta: Al Husna Zikra. 1996.